Nov 7, 2004

puisi kesiangan

terhenyak oleh temaram malam aku menengadah ke atas.
bukan langit yang menaungi tapi sekedar susunan kayu yang melengkung.
telaga itu masih menaungi aliran air,
melawan hentakan kilau cahaya yang berperang,
merebut tempat tengah dimana tiada yang berdiri.

tubuh utuhmu menghampirinya dan merangsangnya.
entah kejutan apa yang menjalari arus nadimu,
bibirmu basah oleh kecupan.

tapi hanya itu.
bukan nalurimu yang tergerak.

aku masih bermimpi, dan terus menerus menagih.

No comments:

My Profile

My photo
Jakarta, Indonesia
A film festival manager. A writer. An avid moviegoer. An editor. An aspiring culinary fan. A man.