Oct 4, 2005

blunders.

dulu, jaman es-em-a waktu saya sering ikut lomba-lomba sejenis cerdas cermat (and looking back now, i realized that i was some kind of freaking nerd!), guru-guru yang ngelatih saya selalu mastiin kalau saya dan temen-temen satu tim harus tenang waktu babak adu cepat. kenapa? kata mereka, kalau bikin satu kesalahan dalam situasi yang dikejar-kejar waktu seperti itu, maka kita akan cenderung melakukan banyak kesalahan lagi di soal-soal berikutnya, karena kita pikir kalo kita bakal dapetin nilai lebih banyak untuk mengurangi pengurangan nilai dari soal yang salah tadi.

dulu, saya ngga percaya, sampai pada akhirnya dalam satu kesempatan, hal itu benar-benar terjadi. walaupun begitu, juara ketiga akhirnya didapetin juga koq.

menginjak sedikit dewasa seperti sekarang ini, dalam hidup yang berasa berlalu cepat walaupun saya ngga dengan sengaja mengejar waktu, saya merasa semakin sering melakukan hal yang pernah saya lakukan di cerdas cermat itu: membuat kesalahan demi kesalahan yang dipicu dari satu langkah yang semestinya tidak diambil.
yang lebih parahnya, beberapa tahun terakhir ini saya seperti tersadar juga oleh sesuatu yang lain.
ketika saya sedang melakukan kesalahan dan bingung berikut menyesali kesalahan itu, maka selain melakukan kesalahan lain, saya pun akan bingung dan menyesali perbuatan-perbuatan lain yang mungkin sudah dilakukan di masa lalu, atau hal-hal yang sudah sedemikian lamanya tersimpan dalam hati, namun tidak pernah dikeluarkan sebelumnya.

blunders after blunders, mistakes after mistakes.

makanya, banyak orang bilang supaya berhati-hati ketika kita marah, karena kata-kata yang keluar dari mulut kita ketika marah bisa jadi adalah ungkapan perasaan yang sudah terpendam sekian lama dalam hati atau pikiran, dan ketika ada dorongan yang kuat dimana seluruh otot syaraf terkuras, maka pemikiran-pemikiran tersembunyi itu pun berhamburan keluar.

kalau anda pikir ini adalah tulisan biasa yang cenderung ikut-ikutan sejuta pesan massal menjelang bulan suci ramadhan, mungkin ada relevansi nya juga disana-sini. toh masalah interpretasi bukan hak saya untuk mengatur.
seperti layaknya tulisan lain, ini adalah sekedar ketikan jari tangan saya yang merefleksikan sedikit penyesalan atas begitu banyaknya kesalahan yang saya buat akhir-akhir ini, yang membuat banyak pihak merasa terabaikan, tersinggung, dan mungkin terhina.

saya minta maaf kalau saya pernah menyakiti. kalau tidak pernah pun, saya tetap minta maaf karena saya tahu bahwa saya tidak pernah dengan jelas mengungkapkan apa maksud saya bertindak tanduk seperti ini.

ah, tulisan ini juga tidak terlalu jelas :)

tapi ini pelajaran buat saya, dan semoga anda juga, bahwa pikiran yang terarah dan teratur dalam mengungkapkan perasaan adalah suatu anugerah Tuhan yang tidak gampang diraih, karena perlu begitu banyak waktu untuk terus berlatih.

7 comments:

Unknown said...

met menjalankan ibadah puasa ramadhan Pal...maaf lahir batin ya...semoga kita mampu meraih kemenangan besar. amin

btw, aku kok nggak bisa nge-tag di sb ya..

Anonymous said...

huhuhuhu maafin gw jg ya pal. met puasa .. moga2 lancar sebulan penuh. yosh! semangat! kapan kah kau kembali ke singapura?

::wench::

Anonymous said...

Dimaafkan kok hehehe ..
Anyway, selamat menjalankan puasa juga.
Sama-sama mohon maaf *salaman*

Anonymous said...

"begitu banyak waktu untuk terus berlatih".. hmm... I will always remember that :) thanks!

Gue juga minta maaf deh Pal, kalo seandainya dalam pertemanan kita yang masih seumur jagung ini gue udah bikin kesel atau fail to meet your expectation of what a friend should be :)
Selamat puasa juga ya.. Taqabalallahu Minna wa Minkum

Travellog said...

habis baca ini saya kemudian jd terharu .. huuhu :-)
mohon dimaafkan lahir batin yah ?

Anonymous said...

Sometimes the best lesson comes from our blunders, and basically all of us are a lifetime learner :-)

Met puasa ya pal, maaf lahir batin..

Nauval Yazid said...

mbak ria, wenny beib, silverlines, avin, pingkel, ama wira,

moga-moga seminggu pertama puasa dah lancar, dan mohon maaf juga kalo dah banyak salah selama ini. amin. :)

My Profile

My photo
Jakarta, Indonesia
A film festival manager. A writer. An avid moviegoer. An editor. An aspiring culinary fan. A man.